Busking Mulai Diperkenalkan di Jakarta

01/08/2015 02:03

    Ya, Busking merupakan istilah dari luar negeri yang tak lain adalah Mengamen. Namun berbeda dengan mengamen di Indonesia yang sudah identik bahwa mengamen itu ada di dalam bis, ada di terminal, ada yang keliling kampung dan lain sebagaianya. Nah Busking sendiri merupakan mengamen di tempat yang sesuai atau yang diijinkan. Kini istilah Busking mulai diperkenalkan di Jakarta melalui Busking yang diadakan oleh Kampung Indie dengan dukungan penuh oleh Pusat Grosir Cililitan disingkat PGC. PGC merupakan pusat perbelanjaan pertama kali yang memberikan tempat bagi seniman/musisi indie sebagai tempat Busking di Jakarta dan mungkin di Indonesia.

    Awal mula konsep yang digagas oleh pihak PGC melalui Pak Robby dan disambut oleh Yogaski dari pihak Kampung Indie ini akhirnya disampaikan kepada sahabatnya yakni Greg Suri yang saat itu sedang menempuh pendidikan S2 di Adelaide Australia. Greg Suri memberikan segala informasi berdasarkan pengalaman menjadi Buskers (sebutan seniman/musisi yang Busking) selama menjalani pendidikan di Australia. Mulai saat itulah istilah Busking diperkenalkan kepada musisi – musisi indie di Jakarta. Setelah 2 bulan lamanya (Juni – Juli 2015) diperkenalkan maka pada bulan ke 3 (Agustus) musisi – musisi indie sangat antusias untuk mengetahui dan mengikuti kegiatan Busking yang di laksanakan setiap Rabu dan Jumat di PGC.

    Seperti di luar negeri, Busking menyediakan kotak sebagai tempat pengumpulan koin bagi para pengunjung/penonton yang mau memberikan partisipasi atau  istilah terkenal di Indonesia yakni saweran. Pada bulan Juni – Juli sudah 20an group band yang mengikuti Busking di PGC. Dengan adanya Busking diharapkan memberikan edukasi bagi para seniman/musisi indie bahwa uji mental itu penting karena saat ini banyak sekali mindset bahwa saya bermain music agar menjadi artis supaya terkenal dan segalanya berubah, uji mental disini dimaksudkan guna menghadapi para pengunjung apakah mereka tertarik dengan performance yang disuguhkan dan setelah tertarik apakah mau memberikan saweran? Karena persepsi masyarakat yang telah ada bahwa mengamen itu tidak bagus, mengamen itu kasar. Kini dengan adanya Busking juga dapat sebagai pengukur apakah band saya layak dihargai pada tingkatan berapa dan sekaligus belajar dalam meningkatkan kualitas sisi entertaintment band tersebut. Semakin bagus dalamberpenampilan dan bermusik maka semakin banyak orang yang menyukai. Edukasi kepada masyarakat yang masih awam dengan Busking juga merupakan yang tersulit dalam menghadapinya, masyarakat awam masih belum banyak yang mengerti apa itu Busking sehingga banyak yang masih melewatkan begitu saja dan harus dibujuk baru mau mengerti.

    Tidak mudah dalam memperkenalkan Busking di Indonesia meski di beberapa kota telah ada Busking seperti halnya di Jalan Malioboro Yogyakarta ada sekelompok seniman yang mengamen di satu titik saja tanpa pergi jalan – jalan, di luar negeri dikenal dengan nama Busking On The Street. Meski sama artinya dengan mengamen tapi Busking itu mengamen di tempat resmi dan berijin oleh pemilik lokasi.